Kenalan dengan POLIFENOL yuuuuk.

ApelKetika anda kedinginan, teh akan menghangatkan
Ketika anda kepanasan, teah akan menyejukkan
Ketika anda depresi, teh akan menghibur
Ketika anda gembir, teh akan menenangkan
(perdana Menteri Inggris, William E Gladstone, 1865)

Kalau membaca ungkapan diatas, serasa bahwa segala permasalahan di dunia ini, akan selesai dengan menyeruput segarnya teh. Tapi kenapa ya, minum teh tidak menjadi budaya orang Indonesia, padahal Indonesia termasuk salah satu produsen besar di dunia lho. Bahkan perusahaan perkebunan milik negara di wilayah jawa barat menjadikan teh walini sebagai ikonnya. Kenapa teh tawar hanya menjadi minuman gratis di rumah makan-rumah makan sunda dan padang? Kenapa hanya orang yogya yang ”nggathok” alias ketagihan dengan minum teh ”nasgithel” panas, legi dan kenthel alias panas manis dan kenthal/pekat warnanya. Segudang pertanyaan kenapa memenuhi benak ini.

Payahnya orang yang sudah ketagihan ngeteh, bisa ”sakau” saat dia tidak ngeteh. Jadi teringat pengalaman berlibur dengan seorang sahabat yang kecanduan teh ”nasgithel”. Waktu itu kami berlibur di surabaya, menginap dirumah seorang teman kuliah yang tidak mengenal budaya minum teh untuk sarapan dan menemani santai di sore hari. Jadwal hari itu, kami akan menyeberang ke tanah Madura. Setelah berkemas, kami meninggalkan rumah teman dengan naik angkutan umum, kemudian menyeberang menggunakan kapal. Saat turun dari kapal, sahabatku oleng, sehingga kami mandeg ke sebuah rumah makan dekat pelabuhan. Kami sarapan dan karena kupikir jeruk hangat akan membuat dia segar…ech…alih-alih njenggelek alias ”bugar”, sahabatku malah semakin tak bertenaga.

Kami berjalan menuju surau, hampir semua rumah punya tempat sholat di pinggir jalan, kami mojok dan kupijit dia, serta merayunya untuk mau mengunyah snack yang kami beli, karena perutnya belum kemasukan apapun…e…e….seteguk airpun membuatnya muntah-muntah, sampai habis isi perutnya. Pikiranku sempat tak karuan, amdai dia tak tertolong, bagaimana aku bisa membawanya pulang ke yogya? Apa kata keluarga nanti? Wach…pokoknya ngeri membayangkan andai-andai itu.

Akhirnya kuputuskan untuk balik ke pelabuhan dan naik kapal kembali ke surabaya. Sesampai di rumah teman, aku minta bibi pembantu rumah untuk membuatkan segelas teh manis panas….dan ajaib begitu habis satu gelas pertama dia langsung berkeringat dan  ”njenggelek” trus ngajak jalan lagi….alamaaaaak……hatiku hampir habis saat ngelihat dia lunglai sepanjang pagi sampai siang….e…e….setelah minum satu gelas ”nasgithel” seolah tidak ada cerita lara dipagi hari……

Jadi bisa dipahami, kalau sebuah rumah spa, menawarkan jenis perawatan bersifat memberikan rileksasi dalam dan memberikan energi dengan membalurkan teh hijau keseluruh tubuh dan berendam dalam air yang dibubuhi teh hijau. Dan tidak dipungkiri daya tarik teh inipun kemudian menjadi daya tarik produk kecantikan dengan kandungan teh hijau didalamnya. Bagaimana bisa ya?

Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang terkandung di dalam tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol adalah kelompok antioksidan yang secara alami ada di dalam sayuran (brokoli, kol, seledri), buah-buahan(apel, delima, melon, ceri, pir, dan stroberi), kacang-kacangan (walnut, kedelai, kacang tanah), minyak zaitun, dan minuman (seperti teh, kopi, cokelat dan anggur merah/red wine). Polifenol umumnya banyak terkandung dalam kulit buah, sehingga ada benarnya kalau kita dihimbau untuk mengkonsumsi apel dan bit beserta kulitnya.

Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh. Dr. Perricone dalam bukunya “the Perricone prescription, program ampuh 28 hari mempermuda wajah dan menyehatkan seluruh tubuh” menyarankan minum teh hijau 3 kali sehari untuk mengurangi efek peradangan yang akan menghambat proses penuaan dini. Polifenol juga bermanfaat menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, alzheimer, dan kanker.

Senyawa polifenol terdiri dari beberapa subkelas yakni, flavonol, isoflavon (dalam kedelai), flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epikatekin, epigalo-katekin, apigalo-katekin galat, dan quercetin umumnya ditemukan dalam teh dan apel. Dua unsur terakhir merupakan antioksidan kuat, dengan kekuatan 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan potensial. Jenis polifenol lain adalah tanin (terkandung dalam teh dan cokelat), yang sedang hangat diperbincangkan di dunia kesehatan.  Yang paling sering diperbincangkan adalah katekin, quercetin dan tannin yang sedang naik daun….termasuk yang paling mudah kuingat.

Semua jenis teh mengandung polifenol dalam bentuk epigallocatechin gallate (EGCG). Kandungan EGCG ini yang melambungkan nama teh sebagai minuman anti kanker dan pencegah serangan jantung. Nach ternyata begitu banyak manfaat pelifenol yang antara lain terkandung dalam teh.

Ngeteh yuuuuuk……

26 respons untuk ‘Kenalan dengan POLIFENOL yuuuuk.

  1. diana serlahway Desember 1, 2009 / 2:43 pm

    saya akan melaksanakan penelitian tanaman atau umbi yang mengandung polifenol
    Bisa dapat info tanaman dan umbi apa saja? dan berapa kadarnya?
    Tks. Diana

    • purwatiwidiastuti Desember 2, 2009 / 3:20 am

      mbak diana, coba tanya ke IPB atau Dr Made Astawan kontributor tetap tabloid gaya hidup sehat
      semoga penelitiannya sukses

      • udi November 24, 2013 / 5:07 pm

        blog atau alamat emailnya Dr Made Astawan apa ya mbak???? mohon bantuannya

      • purwatiwidiastuti November 25, 2013 / 11:14 am

        Mas udi,
        Wach sy cuma suka baca ditabloid, tp ga tahu blog beliau
        Nti klo tahu, sy infokan disini.
        Salam sehat

  2. ayu apriyani Desember 6, 2009 / 8:41 am

    mbx mau tanya benerg gx seh polifenol itu termasuk bahan pengawet?

    • purwatiwidiastuti Desember 7, 2009 / 12:15 am

      dik ayu, setahuku koq bukan ya, tapi kalau bisa bikin awet muda ya bisa juga tuch
      emang baca dimana? atau dengar dari siapa?

      • udi November 24, 2013 / 4:56 pm

        kalau setahu saya, salah satu polifenol (tanin) dapat jadi pengawet (penyamak kulit) pada talur.

      • purwatiwidiastuti November 25, 2013 / 11:13 am

        Mas udi,
        Iya betul, sy jg pernah baca itu.
        Ma kasih mengingatkan
        Salam sehat

  3. Lucia Weny Desember 27, 2009 / 11:16 am

    mbak mw tnya, klo kulit rambutan mengandung polifenol juga ga ??

    • purwatiwidiastuti Desember 28, 2009 / 12:51 am

      waduch…koq belum pernah baca referensi kulit rambutan ada polifenolnya ya…ntar kalau ada info tak kabari ya.

  4. prawoto indarto Juli 29, 2010 / 1:02 am

    Kenalan mbak, saya juga suka teh…
    Sehari bisa minum 4 – 5 gelas….

  5. setoelkahfi Agustus 12, 2010 / 9:43 am

    ijin nge-link….., 🙂

    • purwatiwidiastuti September 16, 2010 / 2:44 am

      silakan jeng.
      semoga bermanfaat

  6. sigit November 19, 2010 / 7:16 pm

    Mantabzzzz…MINUM TEH YUUUUKKK….

  7. Meli Februari 20, 2011 / 5:20 am

    Tolong dilengkapi dgn referensi, shg yg tertarikt bisa baca lebih lanjut. Trims

    • purwatiwidiastuti Februari 23, 2011 / 1:10 am

      bahan diramu dari berbagai sumber seperti tabloid gaya hidup sehat artikelnya Made astawan (saya lupa serinya). buku sehat itu murah oleh dr hendrawan nadesul, artikel majalah kesehatan nirmala, dan beberapa info dari web

  8. Iis Maret 6, 2011 / 10:25 am

    Wah, skarang sy bc ni artikel sambil minum teh en makan kacang lo.

  9. Tika Mustika Mei 26, 2012 / 2:09 pm

    menurut mb,, apakah polifenol = flavonoid ?

  10. kaminomoto Juli 6, 2012 / 1:46 pm

    Simply desire to say your article is as amazing. The clearness in
    your post is just great and i can assume you’re an expert on this subject. Well with your permission let me to grab your feed to keep updated with forthcoming post. Thanks a million and please carry on the enjoyable work.

  11. teh April 30, 2017 / 12:29 pm

    Kata “teh” berasal dari bahasa Tionghoa untuk benda yang sama yaitu teh, yang bahasa China Mandarinnya adalah cha (茶). Teh juga menjadi bagian seremonial dalam upacara-upacara tradisional yang penting seperti pernikahan ada bagian pasangan mempelai mempersembahkan teh kepada pihak orang tua (dituakan/wali). Sebagai pengemar teh…. MARI KITA NGETEH ^_^

    • purwatiwidiastuti Juni 2, 2017 / 3:31 am

      terima kasih tambahan infonya

Tinggalkan komentar